Kamis, 11 April 2013

NOVEL CREATED BY ME



1
WOW!!!


“ Oh dear.... Wake up! You have to prepare for school, right?”
“ mmm?? Mom?? Is it you??” sahutku masih dengan mata yang setengah tertutup.
“ yes honey, and it’s time for you to wake up. Your father and your brother waiting for you in downstairs. Take a bath and have a breakfast. There is something you have to know before you go to school” sahut ibuku membelaiku kemudian berjalan mendekati pintu dan menutupnya pelan, terdengar suara langkah ibuku menjauh dari kamarku.
Haaah… sepagi ini harus bangun???  Memang Indonesia seperti ini?? Sudah panas, tepat waktu lagi! Shiiit…
                                                       
@@@
“ Hari ini bakal ada ulangan dadakan!!!” Teriak Tomi sekeras yang mungkin dia bisa. Sebagai ketua kelas dia mesti memberitahukan berita mengerikan ini. Walau kelas mereka termaksud kelas yang tak dapat dipandang dengan sebelah mata.Tetapi tetap saja, dimana – mana otak manusia bakal tak bisa bekerja secara maksimal jika terjadi secara dadakan. Dan terlebih lagi ulangan, bagai angin dasyat yang mampuh merobohkan gunung besar, kehadirannya bagaikan jelangkung ( datang tak diduga dan pulang dengan meninggalkan keresahan ).

“ Apa?!” kontan mereka berteriak
dan tak luput pula kata makian, dan isak tangis siswi. Serempak mereka menyerbu Tomi yang sekarang berdiri di depan meja guru.
“ Sumpah! Disambar geledek lah! Kemarin katanya siswa sebelah dapat ulangan dadakan juga!!” sahutnya mengangkat tangan tanda ‘piece’. Wajah siswa – siswi yang melihat wajah dan jari Tomi kini bertambah pucat bahkan ada pula yang menangis sambil meraung – raung. Tetapi ada pula yang masih tetap tenang bagi orang yang memang dari sananya sudah pintar.
“ Itu mungkin tak akan terjadi!” kini giliran Riu yang menyahut, wajahnya tetap tenang. Dia  merupakan salah satu murid kebanggaan dari SMU MASEHI ini. Tak pernah lepas dari peringkat pertama umum, wajahnya juga tidak bisa dikatakan biasa, melebihi kata luar biasa, dan gayanya seolah tak pernah mempedulikan apa yang terjadi disekitarnya. Membuat julukan the coolest prince jatuh ditangannya. Mana ada gadis yang tak tertarik denganya.
“ Maksudmu??” sahut Tomi dengan nada tak suka. Jujur saja tidak semua orang menyukai Riu. Pikir cowok tampan + pintar +  keren +  banyak gadis = banyak cowok jomblo. Itulah yang dirasakan murid laki – laki di SMU MASEHI ini. Karena kehadiran Riu, tidak sedikit murid perempuan yang berpikir untuk menjadikan Riu sebagai pacar mereka. Tetapi beda halnya dengan Tomi, dia dicampakkan oleh pacarnya hanya karena Riu lebih popular dibanding dengannya. Sebenarnya bukan salah Riu sepenuhnya, tapi apa yang bisa dipikirkan cowok kalau sudah dikatai seperti itu oleh pacarnya. Tetapi sepetinya Riu tidak menggubris tatapan sanggar dari Tomi. Dia melihat keluar jendelah kelas. Yang kelasnya memang berada di lantai dua.
“ Bakal ada murid baru, and you know the detile .” Sahut Riu singkat tanpa mengalihkan pandangannya dari luar kaca jendela.
“ Dimana kau tau bakal ada murid baru??” sahut Tomi masih dengan nada tidak sukanya. Riu menunjuk sesuatu dibalik jendela sebagai jawabannya, dan Tomi mengikuti arah telunjuknya itu dan mendapatkan seorang gadis yang sedang berjalan menuju keruangan guru, diikuti dengan seorang pria jakung dan putih di belakangnya. Walau wajah gadis itu tak terlihat, dia tahu betul bahwa itu adalah murid baru, karena di SMU ini tak ada yang berani memasuki ruangan guru jika tidak memiliki keperluan yang begitu penting hingga harus mengorbangkan nyawa, sedangkan gadis itu hanya membawa tas ransel yang bertengger manis di bahu kirinya.
@@@
why that have to be you?” ucapku kesal dan melirik kakakku ‘Doni’ atau itulah yang dibicarakan tadi pagi. Kata ayah kita tidak boleh terlalu mencolok, jadi kita harus sembunyiin semua dah. Mulai dari nama, pekerjaan, dan juga status keluarga. Tetapi sebenarnya tidak terlalu rahasia juga, karena nama yang dipake hanya nama lain dari nama kita sendiri. Kalau lebih mudahnya nama Doni, Rafika dan sebagainya memang punya kita hanya saja semua itu kami gunakan  jika kami berada di Indonesia jadi tetap saja masih terkenal. Dan untuk kesekian kalinya aku kesal dengan gaya kakakku yang malah bertingkah sebaliknya terlalu mencolok.
“ Kak Doni! Kakak dengar nggak sih yang tadi Am..eh Fika katakan sahutku meralat namaku. Yup itulah nama Indonesiaku. Rafika Nurul Handayani.
“ Aku dengar adikku Fika” Sahutnya mencubit pipiku gemas sambil mempertegas nama itu.
“ Nah, sudah sampai! Ayo masuk, nanti telat !” Tambahnya sambil menggandengku masuk.
        Kami memasuki ruangan besar yang dipenuhi lelaki dan wanita paruh baya itu. Ruangan yang di setiap sudutnya terdapat tumpukan buku. Aku mungkin akan salah mengira ruangan itu adalah perpustakaan jika tidak karena papan nama ruangan yang bertengger di depan pintu. Ruang guru, dengan warna yang terang, namun terdapat kesan ngeri didalamnya. Tidak terlihat olehku seseorang yang memakai seragam sepertiku. Tetapi, aku tahu mengapa tidak ada seorangpun siswa yag memasuki ruangan ini. Guru – gurunya pada muka serem.
Tiba – tiba seorang wanita yang kira – kira umurnya 20-an menyapa kami.
“ Selamat pagi, ada yang bisa ibu bantu?” Tubuhnya memiliki tinggi yang sama denganku, rambut yang disanggul,  make up yang lumayan tebal menutupi keriput di sudut matanya. Dia menatap kak Doni seolah ingin melahapnya. Aku meringis ketakutan, kemudian kembali tersenyum ketika guru itu menatapku. Aku tidak ingin dimangsa, bu. Pikirku.
“ Maaf! Kami telah membuat janji dengan bapak kepala sekolah, pak Raja. Apakah saya dan adik saya bisa menemui beliau?” sahut kakakku dengan sopan dan dengan kata yang santun
“ ooh…! Ya, beliau telah menunggu di ruangannya. Silahkan masuk!” sahutnya sambil mempersilahkan kami masuk. Kami masuk kedalam ruangan yang ditunjukkan oleh Bu Rati tadi, dia sempat memberikan kartu namanya pada kakakku dengan centil. Ihhh,,,, amit – amit. Kakakku hanya menerimanya dengan senyuman yang dia buat setulus – tulusnya ( tetapi aku tahu betul kakakku pasti mengumpat kesal dalam hatinya). Di dalam ruangan kami menemukan lelaki paruhbaya yang duduk sambil memperhatikan layar komputernya. Dia sama sekali tak menyadari kedatangan kami.
“ Selamat pagi, pak! Perkenalkan nama saya Doni, dan ini adik saya yang akan masuk ke sekolah bapak. Perkenalkan dia Rafika Nurul Handayani. Anda telah membuat janji dengan ayah saya tapi dengan berat hati, saya harus mengucapkan kata maaf yang sedalam – dalamnya, beliau sedang bekerja keluar negeri dan tadi pagi dia telah berangkat.” Sahutnya membungkuk, aku hanya mengikutinya dari belakang. Orang tua  yang dari tadi berada di depan layar sekarang mengangkat kepala dan menatap kak Doni kemudian tatapannya beralih kepadaku. Pertama kali tatapannya begitu menyeramkan, dengan suasana sunyi, aku seakan berada di kuburan. Tetapi sedetik kemudian tatapannya berubah menjadi sayu dan ramah selayaknya orang tua yang biasanya. Dia berjalan mendekati kami dan sekarang berada di depan kami berdua berjalan mendekati Kak Doni dan menyarankan Kak Doni untuk menegakkan tubuhnya yang ternyata sedari tadi tertunduk.
“ Saya tahu. Ayahmu telah memberitahukanku sebelumnya. Jadi ini adikmu? Sungguh suatu kehormatan menerima siswi yang seharusnya masih duduk di kursi kelas 3 SMP  tapi sekarang dia duduk di bangku kelas dua karena prestasi dan IQ – nya yang melebihi batas normal. Apalagi wajahnya yang cantik bagaikan bidadari ini, sungguh gadis yang jarang ditemukan. Dengan tubuh selemah ini tidak akan ada yang percaya jika dia telah memegang sabuk hitam dan menjuarai berbagai kejuaraan yang membutuhkan fisik hingga tingkat internasional. Sungguh sulit dipercaya.” Sahutnya dengan wajah berseri – seri bagai telah menemukan harta karun lagenda permata Aurora. Permata Aurora merupakan permata yang di cari – cari oleh bajak laut pada zaman dewa Neptune, yang memiliki kekuatan mistik yang dapat membawa kita ketempat dimana harta karun sebenarnya disembunyikan. Tetapi banyak orang yang mengatakan bahwa sebenarnya itu hanyalah dongeng.
“ Sungguh itu merupakan keajaiban bagi saya. Dan lagi saya hanya gadis biasa yang sedang mencari ilmu dan merasakan perasaan duduk dibangku di SMU ini, SMU yang merupakan SMU terkenal di kota ini.” Sahutku tersenyum semanis mungkin. Walau hanya sekilas tetapi sempat terlihat wajah kepala sekolah memerah karena senyuman dariku tadi.
“ Kalau begitu. Saya secara khusus akan membawamu menuju kelas barumu. Doni bisa pulang sekarang. saya yang akan bertanggung jawab atas adikmu yang manis ini.” Ucap kepala sekolah. Doni hanya menggaruk kepalanya,’ ini pasti reaksi dari senyuman Fika tadi,’ pikirnya
“ baiklah kalau begitu. Saya permisi! Terimakasih sebelumnya!” Sahutnya. Dia mengusap kepalaku lembut dan berjalan keluar setelah memberi salam kepada para guru.
“ Ayo Fika. Kita kekelas barumu sekarang.” Ucap pak Raja. Aku hanya mengikutinya dari belakang berusaha menyamai langkahnya yang besar tapi lambat. Kami menaiki tangga, disana terdapat 3 pasang toilet buat pria dan wanita, serta terdapa lab kimia, fisika dan biologi. Ada pula ruangan yang dikhususkan untuk memainkan music. Kami berhenti ketika melihat seorang pria tua yang umurnya tidak jauh beda dari umur Pak Raja kira – kira 40-an.
“ Selamat pagi pak Rudi?” ucap Pak Raja kepada pria tua itu, sepertinya dia baru ingin memasuki ruangan kelas yang sepertinya kelas XI IPA A, karena itu yang tertulis dipapan kelasnya.
“ Selamat pagi pak! Ada yang bisa saya bantu?” sahutnya ramah
“ Iya! Ini ada siswa baru yang akan menjadi murid bapak! Saya mohon bapak bisa membantunya.” Sahut Pak Raja dan langsung saja lirikannya yang ramah berubah drastis ketika melihatku, menakutkan.
“ Baiklah kalau begitu. Mari, nak!” sahutnya
“ kalau begitu saya permisi dulu.” Sahut pak Raja meninggalkanku sendiri bersama pak tua menakutkan ini. Tapi belum sempat kulirik pak Rudi ( atau begitu yang dipanggilkan tadi ) dia sudah masuk kedalam ruangan kelas yang mungkin bisa dibilang pemakaman, saking sunyinya.
“ Selamat pagi anak – anak!” sahutnya dan siswa disana menjawabnya dengan serentak dan tertib. Guru itu memberi isyarat padaku untuk masuk keruangannya. Murid – muridnya juga sepertinya telah mengetahui jika bakal akan kedatangan teman baru.
@@@

1 komentar: